Tugas
: Ilmu Alamiah Dasar
Nama
: Nurendah Tri Ramadhaniati
NPM
: 16513650
Kelas
: 1PA02
1.
Pengertian
Kearifan Lokal
Pengertian
mengenai kearifan local sangat bervariasi karena diakibatkan oleh adanya
globalisasi. (Sartini, 2001 : 111) berpendaat bahwa kearifan local merupakan
gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Menurut
rumusan yang dikeluarkan oleh Departemen social yang sekarang telah berubah
menjadi Kementrian Sosial kearifan local diartikan sebagai pandangan hidup dan
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat local dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan mereka (Departemen Sosial RI, 2006). Kearifan local meruakan
pandangan dan pengetahuan tradisional yang menjadi acuan dalam berperilaku dan
telah dipraktikkan secara turun-menurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan
dalam kehidupan suatu masyarakat. Kearifan local berfungsi dan bermakna dalam
masyarakat baik dalam pelestarian sumber daya alam dan manusia, pertahanan adat
dan budaya, serta bermanfaat untuk kehidupan (Raden Cecep Eka Permana, Isaman
Pratama Nasution, Jajang Gunawijaya, 2011 : 67-68).
Dengan
begitu kearifan local adalah suatu pandangan hidup suatu masyarakat didaerah
tertentu yang mehasilkan suatu adat-istiadat, norma-norma serta nilai-nilai
yang terkadung dalam suatu kebudayaan masyarakat tersebut, yang kemudian
dilestarikan dan kemudian diajarkan pada keturunannya hingga berkelanjutan pada
keturunan-keturunannya. Kearifan local yang kebudian berfungsi sebagai alat
dalam pemecahan maslah yang berada di dalam suatu daerah atau suku tertentu
serta dapat meningkatkan segala aspek kehidupan di daerah tersebut.
2.
Contoh
Kearifan Lokal
Saya
mengambil contoh pada kawasan lokalisasi pelacuran yang terletak di daerah
jarak, Pasar Kembang, Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia (Gang Dolly).
Kawasan ini telah ada sejak zaman belanda yang kemudian dikelola hingga saat
ini, meskipun hal ini tidak mencerminkan suatu hal yang baik namun lokalisasi
pelacuran ini sudah menjadi sumber rezeki bagi banyak pihak. Karena bukan hanya
pekerja seksnya saja, tapi juga bagi para pedagang yang bejualan di sepanjang
Gang Dolly ini, namun isu penutupan Gang Dolly sudah semakin gencar
diperbincangkan baik di media cetak maupun di media elektronik, sehingga para
pekerja seks dan para pedagang yang berjualan semakin gencar pula untuk menolak
adanya pemberdayaan Gang Dolly.
Penolakan
terhadap Pemberdayaan ini menjadi salah satu cara bagaimana pekerja seks dan
pedagang mempertahankan hidupnya, karena bagi mereka hanya pekerjaan itulah
yang mampu membuat mereka bertahan hidup. Hingga dapat dikatakan bahwa cara
mereka untuk bertahan hidup dengan pemikiran serta nilai-nilai yang mereka
(warga Gang Dolly) terapkan dari sejak
zaman belanda hingga saat ini adalah sebuah kearifan local.
Meskipun
Kemensos, kata Salim, memberikan bantuan dana sebesar Rp7,3 miliar untuk
berbagai pemberdayaan warga Dolly. Kemensos nantinya akan menyiapkan Usaha
Ekonomi Produktif (UEP), Jaminan Hidup (Jadup) rehabilitasi sosial bagi Wanita
Tuna Sosial (WTS), serta dana transportasi bagi para 1.449 wanita mantan penghuni
Dolly pulang ke daerah asal, Kemensos mengalokasikan pemberdayaan Rp5.050.000
bagi setiap WTS. Warga Dolly tetap menolak, bahkan hingga mengancam RT serta RW
yang mengelola kampung sekitar yang termasuk Gang Dolly tersebut. Bahkan pada
Rabu (18/6/2014) sekitar pukul 18.30 para pekerja seks menyiapkan berbagai alat
pentungan untuk melawan para organisasi masyarakat islam karena kabar tesubut
terdengar mendadak maka Gang Dolly seketika ricuh oleh kejadian tersebut.
Namun
saya setuju dengan penutupan Gang Dolly, karena tempat prostitusi tersebut
tidak mencerminkan suatu kegiatan yang baik serta uang yang didapat bukan lah
hasil jerih payah yang halal. Maka dari itu penutupan Gang Dolly ini harus
sesegera mungkin ditutup, selain untuk meningkatkan kualitas Kota Surabaya
namun juga untuk meningkatkan derajat para pekerja seksual itu sendiri.
Sumber
:
Permana,
Raden Cecep Eka, Nasution, Isman Pratama, Gunawijawa, Jajang. Kearifan Lokal
Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat Baduy. 2011. Universitas Indonesia.
67-68
Sartini.
Mengenali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Universitas Gajah
Mada. 111
Komentar
Posting Komentar