Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Fenomena Depresi

A. Fenomena Pada tahun 2010 pergerakannya fenomena depresi naik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6–1,8 tiap 100 ribu penduduk dengan kecenderungan terjadi pada usia yang semakin muda. Bila tidak dilakukan antisipasi terhadap fenomena tersebut, bukan tidak mungkin pada 2020 depresi naik jadi pembunuh nomor dua terbanyak, setelah sebelumnya pada tahun 2000 menjadi pembunuh nomer empat.  Usia depresi yang semakin muda harus menjadi perhatian khusus. Penyebab depresi bermacam-macam, bisa karena faktor ekonomi, penyakit, keluarga, atau cinta. Fenomena masyarakat saat ini, orang sibuk dengan dirinya sendiri.  B. Teori Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih, loyo; karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal yang berkenaan dengan semangat hidup (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), 1997). Sedangkan

Hubungan antara Kesehatan Mental dengan Social Support

A. Social Support Dukungan sosial (social support) didefinisikan oleh Gottlieb (dalam Smet 1994) sebagai informasi verbal dan non verbal, saran subyek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Sarason dkk. 2008 dalam (http://www.Skripsi.tesis) mengartikan dukungan sosial adalah ada atau tidaknya seseorang yang dapat dipercaya dapat membantu sehingga individu mengetahui bahwa dirinya dihargai Sarafino dalam Smet (1994) bahwa dukungan sosial mengacu pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan, kepedulian penerima dukugan yang didapat dari orang atau kelompok lain. Johnson dan Johnson dalam Toifur dan Prawitasari, (2003) yang menyatakan dukungan sosial sebagai keberadaan orang lain yang bisa diandalkan untuk diminta bantuan, dorongan dan penerimaan apabila individu mengalami kesulitan atau masalah. Menurut Watson, 1984 Dukungan sosial merupakan sumber pengatasan yang mempengaruhi sejak proses p

Kesehatan Mental

A. Sejarah Kesehatan Mental Pada zama purba/pra-sejarah Pada zaman ini penyakit mental dianggap dan diperlakukan seperti penyakit fisik yang disebabkan oleh pengaruh roh jahat, guna-guna, kutukan tuhan dan lain sebagainya. Intervensi terhadap penyakit mental pada zaman ini dengan cara kekuatan supra natural, karena pada zaman ini belum terdapat dokter. Sayangnya tidak semua orang yang memiliki penyakit mental dapat disembuhkan oleh para supra natural, dan bagi para pasien yang tidak dapat disembuhkan tersebut dianggap merugikan sehingga mereka dibunuh dan dibiarkan meninggal. Peradaban awal 500 SM – 500 M Zaman peradaban awal sudah sedikit berkembang, meskipun gangguan mental ini masih diatasi dengan pendekatan supra natural oleh tukang sihir, upacara agama, persembahan para dewa dan sebagainya. Namun di beberapa belahan dunia yang lain, ilmu kedokteran sudah mulai berkembang, yaitu di negara Babylonia, Mesir, Yahudi, Persia, China, Indian serta Yunani. Seiring perkemba